Rabu, 23 November 2016

Makna dan Keuntungan [Ber]Politik [di] Indonesia

sumber: http://www.kompasiana.com/opajappy/makna-dan-keuntungan-ber-politik-di-indonesia_552fa8376ea834910e8b4572
Pernah mendengar nama Benedict Anderson!? Ia adalah seorang ahli tentang Indonesia atau Indonesianis dan Profesor dari Cornell University, AS. Sejak lama, apalagi masa Soeharto, Ben Anderson selalu memberi kritik tajam ke pemerintah dan gaya pemerintahan di Indonesia. Dan gara-gara kritik tajam tersebut, Ben Anderson menjadi orang yang tak disukai oleh rezim yang berkuasa. Kali ini, sekali lagi Ben Anderson berbicara tentang Indonesia. Para politisi Indonesia sekarang juga terlihat mempersiapkan keluarga dan anak untuk meneruskan kepemimpinan; para politisi itu tak ada apa-apanya kecuali mendompleng nama bapak dan suami dan itu cermin feodalisme serta cermin kemauan pemimpin yang gila-gilaan seperti di Korea Utara. Politik istri atau putra-putri mahkota itu cermin feodalisme dan cermin kemauan pemimpin yang gila-gilaan seperti di Korea Utara. Negara itu komunis tapi pemimpinnya turun-temurun sampai tiga generasi. Ketimbang membagi kekuasaan kepada orang lain, lebih baik membagi kepada anak sendiri meski berotak ayam Sejauh ini dinasti politik yang muncul antara lain  dinasti atau trah SBY, Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, Gus Dur, Habibie dan Soeharto, dimana istri dan putra-putri mereka terjun ke politik dengan mendompleng ketenaran suami atau bapak. Di daerah gejala serupa terjadi  antara lain di Banten dan Sulsel. Perubahan ini perlu waktu. Orang DPR pada umumnya merupakan hasil zaman Orde Baru. Mental politiknya persis sama. Ben menuturkan, formasinya di zaman Soeharto adalah neofeodalisme, korupsi, dan kejam, yang berlanjut sampai era SBY ini. Ada persamaan kultur politik era SBY-Boed  sekarang dengan di masa Orde Baru yakni bentuknya diktator dengan sistem oligarki. Bagi-bagi lahan, tak boleh ada oposisi, dan sebagainya. Mereka tahu, asal bagi lahan dan semua diajak masuk, oligarki itu aman. Belum ada bagian dari oligarki yang berani keluar dan berbuat sesuatu. Situasi ini mungkin akan berubah kalau ada krisis ekonomi lagi. Sungguh ngeri, [tempointeraktif/rimanews/forumdetik/kaskus/yahoonews]. Bagaimana pendapat anda terhadap hal-hal diatas!? Para oposan dan kaum antipolitik kekerabatan yang penuh kkn tentu saja mengaminkan pendapat Gurubesar Cornell University, AS tersebut. Tetapi, mereka yang (katanya) cinta negeri dan berjiwa nasionalis, serta berpihak kepada rezim yang sekarang, (pasti) menilai pendapat Ben Anderson sebagai sesuatu yang mengada-ada. Lihat saja, sebentar lagi akan muncul reaksi negatif dari mereka. Tapi, jika kita mau sedikit jernih berpikir, maka, menurutku, pendapat Ben Anderson tersebut ada benarnya; ada banyak bukti dan fakta bahwa hal-hal yang disampaikanyan itu terjadi serta sementara berlangsung di negeri ini. Jika menyimak makna, isi, dan muatan (apa itu) politik, maka tentu saja (kita) tak bisa menolak pendapat Ben Anderson. Politik [Indonesia], politic, [Inggris] adalah padanan politeia atau warga kota [Yunani, polis atau kota, negara, negara kota]; dan civitas [Latin] artinya kota atau negara; siyasah [Arab] artinya seni atau ilmu mengendalikan manusia, perorangan dan kelompok. Secara sederhana, politik berarti seni pemerintah memerintah; ilmu memerintah; cara pengusaha menguasai. Makna politiknya semakin dikembangkan sesuai perkembangan peradaban dan meluasnya wawasan berpikir. Politik tidak lagi terbatas pada seni memerintah agar terciptanya keteratuaran dan ketertiban dalam masyarakat polis; melainkan lebih dari itu. Dengan demikian, politik adalah kegiatan [rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi] yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain ataupun kelompok, sehingga pada diri mereka [yang dikuasai] muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas [walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu]. Dengan itu, dalam politik ada hubungan antar manusia yang memunculkan menguasai dan dikuasai; mempengaruhi dan dipengaruhi karena kesamaan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai. Ada berbagai tujuan dan kepentingan pada dunia politik, dan sekaligus mempengaruhi perilaku politikus. Politik juga memunculkan pembagian pemerintahan dan kekuasaan, demokrasi [dalam berbagai bentuk], pemerataan dan kesimbangan kepemimpian wilayah, dan lain sebagainya. Hal itu menjadikan pembagian kekuasaan [atau pengaturan?] legislatif [parlemen, kumpulan para politisi]; eksekutif [pemerintah]; dan yudikatif [para penegak hukum]; agar adanya ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat. Jadi, jika dalam/dan melalui politik, ada sejumlah besar keuntungan (bukan saja untuk diri sendiri, namun menjalar juga ke/pada semua nepotir), maka orang (siapa pun) bisa tergoda di/dalamnya; dalam arti akan dan inging meraih keuntungan dari/melalui poltik. Oleh sebab itu, jika ada investasi melalui politik dan kegiatan politik, serta ketika kekuasaan dapat diraih (melalui kegiatan politik), maka ada upaya untuk menarik kembali investasi yang telah ditanam, sekaligus keuntungan yang berlipat ganda. Akibatnya memunculkan  politis-politisi (seperti yang disampaikan Ben Anderson), hasil karbitan, dan tanpa orientasi yang holistik terhadap permasalahan dan pergumulan rakyat. Dengan demikian, politisi seperti itu, sebetulnya menunjukkan bahwa dirinya tidak mampu dan ketidaktrampilan berpolitik. Ia hanya mempunyai motivasi untuk mencari untung dari kedudukan serta kekuasaan politik, dalam rangka memperkaya diri sendiri sekaligus mencari nama. Politisi seperti itu, tidak mempunyai kepekaan terhadap permasalahan dan pergumulan umat manusia atau masyarakat luas. Jika ada yang ia perjuangkan, maka hanya akan memperhatikan atau demi kepentingan orang-orang tertentu seperti mereka yang se-golongan, se-ras, se-agama dengannya, di luar itu adalah yang lain; dan biarlah Yang Lain mengurus yang lain atua malah tak terurus. Cukup lah ...

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/opajappy/makna-dan-keuntungan-ber-politik-di-indonesia_552fa8376ea834910e8b4572

Tidak ada komentar:

Posting Komentar