Rabu, 23 November 2016

Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 2 Part 1

Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 2 Part 1

sumber: http://kdramastory.com/sinopsis-the-legend-of-the-blue-sea-episode-2-part-1/

=== Jaman Joseon ===
Suatu malam, Dam Ryung yang didampingi oleh seorang bawahannya, melepaskan lentera harapan dari pinggir laut bersama anak-anak. Anak-anak bersorak gembira melihat lentera-lentera itu terbang menuju laut lepas.
Tapi ada satu lentera yang terbang ke arah yang berbeda. Dam Ryung berlari mengikuti lentera itu hingga sampai pada sisi pantai yang sepi.

Dam Ryung melihat seseorang dibalik lentera yang bergoyang karena ditiup angin. Ia meminta orang itu tidak takut dan keluar.
Dam Ryung tertegun. Orang itu ternyata putri duyung yang pernah ia selamatkan itu!
Kakek itu memberitahukan Tn. Yang bahwa ikatan yang tidak seharusnya terjadi itu, akan terus berlanjut. “Mereka akan bertemu lagi…”.
Tn. Yang sangat senang mendengarnya. Karena itu artinya, jika ia mengikuti walikota (Dam Ryung), maka ia akan menemukan putri duyung itu.
Kembali lagi pada Dam Ryung dan Sim Chung. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Sim Chung mau bicara. Menurutnya, Dam Ryung menyuruhnya tidak takut, tapi sebenarnya Dam Ryung yang takut padanya.
Dam Ryung kaget. “Kau bisa bicara?”.
Sim Chung bilang, tidak ada alasan kenapa putri duyung tidak bisa melakukan apa yang dilakukan manusia.
Dam Ryung heran kenapa waktu itu Sim Chung tidak bicara apa-apa.
“Aku sudah bicara, hanya saja tidak terdengar…”, sahut Sim Chung.
=== Flashback ===
Sim Chung mengerti semua yang dikatakan Tn. Yang pada Dam Ryung saat memperlihatkannya melalui balkon. Di dalam hati ia memohon agar seseorang mau menolong.
Saat itu Dam Ryung hanya terdiam, menatapnya.
=== Flashback End ===
Sim Chung menjelaskan lagi kalau putri duyung bisa mendengar pikiran orang lain jadi tidak ada alasan baginya untuk bicara.
Namun Dam Ryng bilang, seorang manusia tidak bisa mendengar pikiran putri duyung.
Lalu Sim Chung bercerita, dulu sekali ada seorang anak laki mencintai seorang putri duyung dan mendengar suara putri duyung.
Karena Sim Chung tidak meneruskan ceritanya, Dam Ryung ingin tahu apa yang terjadi pada anak laki-laki itu. Wajah Sim Ryung mendadak sedih. Sepertinya itu bukan cerita yang indah.
Cerita Sim Ryung terputus karena datangnya beberapa orang yang mencari Dam Ryung.
Dam Ryung tahu ia sudah tidak punya banyak waktu lagi. Ia ingin tahu apakah mereka bisa bertemu lagi.
Sim Ryung bilang, jika lentera harapan dilepaskan di laut, ia akan menganggap itu pertanda mereka akan bertemu kembali.
Setelah mengatakan itu, Sim Ryung pun menghilang di dalam pekatnya laut di malam hari…
Dari bawahannya, Tn. Yang akhirnya menemukan sesuatu yang menarik. Sang walikota memerintahkan sesuatu yang aneh pada tentaranya.
Suatu malam, Sim Chung muncul di tengah laguna… (laguna tempat Ha Jin tenggelam dan terdampar di Goryeo!!! Baper lagi…)
Sim Chung melihat banyak lentera di sana. Tak lama, Dam Ryung pun muncul dengan menggunakan perahu.
Mereka saling bertatapan…
=== Kembali ke masa kini ===
Joon Jae menerima uluran tangan Sim Chung. Meskipun Sim Chung tidak bertanya apa-apa, Joon Jae menjelaskan alasan ia datang kembali. Katanya, ia hanya membenci pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Hanya itu alasan kenapa ia kembali.
Sim Chung tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya mendekap kedua tangannya. Menggigil kedinginan.
Joon Jae melihat Sim Chung kedinginan tapi mencoba tidak peduli dan pamit pergi.
Tapi ujung-ujungnya, Joon Jae membawa Sim Chung bersamanya. Ia bahkan meminjamkan jasnya dan selimutnya untuk Sim Chung.
Karena Sim Chung masih kedinginan, Joon Jae memutuskan berhenti di sebuah cafe. Membelikan minuman panas untuk Sim Chung.
Joon Jae sepertinya tahu Sim Chung pasti akan melakukan hal bodoh. Tepat saat Sim Chung akan minum, ia mengambil kembali gelas itu. Meniup-niup minuman itu sebentar lalu mengembalikannya pada Sim Chung.
Sim Chung meniru apa yang dilakukan Joon Jae tadi. Membuat Joon Jae tertawa geli.
Tapi Sim Chung tidak berhenti sampai di situ. Ia meniup-niup terus, lama kelamaan semakin keras dan cepat.
Joon Jae kesal sendiri. Menyuruh Sim Chung berhenti dan minum saja.
Sim Chung pun berhenti dan minum, sementara Joon Jae mencoba bicara, bertanya tempat tinggal Sim Chung atau nomor telpon seseorang yang Sim Chung kenal.
Tapi Sim Ryung tidak peduli. Ia malah minum dan menghabiskannya sampai tetes terakhir.
Joon Jae jadi kesal lagi karena ternyata dari tadi ia hanya bicara sendiri. Sim Chung terlalu asik dengan minumannya. Joon Jae mendadak menyesal, seharusnya tadi ia pergi saja… 😀
Joon Jae membawa Sim Chung bersamanya ke sebuah hotel mewah. Kamar yang ia sewa sangat luas, mirip seperti sebuah paviliun.
Joon Jae menyuruh Sim Chung mengganti bajunya yang basah sambil memberikan baju lain dan sebuah handuk. Joon Jae lalu masuk ke kamar mandi.
Ditinggal sendirian begitu saja, membuat perhatian Sim Chung beralih pada kartu hotel yang menancap di box yang menempel di dinding. Ia menarik kartu itu keluar. Seketika ruangan menjadi gelap.
Sim Chung sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di kamar Joon Jae. Joon Jae yang tengah mandi, tentu saja kaget mendapati lampu mati dan air mandinya yang mendadak berhenti. 😀
Sim Chung memasukkan lagi kartu itu. Lampu menyala kembali dan air di kamar mandi menyala kembali ~ Joon Jae melanjutkan mandinya.
Tapi hanya sebentar. Lagi-lagi Sim Chung menarik kartu itu keluar. Air di kamar mandi mati lagi.
Joon Jae tentu saja kesal. Berteriak, menyuruh Sim Chung menyalakan lampu kembali.
Sim Chung memang memasukkan kembali kartu itu. Tapi hanya sebentar saja. Lalu ia memainkan kartu itu terus menerus. Masuk. Keluar. Masuk. Keluar. Masuk. Keluar. Dengan sangat cepat.
Tidak tahan lagi, Joon Jae pun keluar dengan memakai jubah mandinya. Memaksa merampas kartu itu dari tangan Sim Chung. Posisi mereka itu membuat Joon Jae begitu dekat dengan Sim Chung.
Setelah lampu kembali menyala, Joon Jae kaget melihat ekspresi Sim Chung. “Apa kau merasa malu?”, tanya Joon Jae.
Sim Chung menjawabnya dengan merapikan rambutnya ke belakang telinga. Lalu menatap Joon Jae… 😀
Joon Jae langsung marah-marah. Melarang Sim Chung seperti itu karena Sim Chung bukan tipe wanita idamannya. “Tipe idealku wanita intelektual! Benar-benar kebalikan darimu!”.
Sim Chung hanya diam saja. Merapikan rambut ke belakang telinga yang satunya lagi… Menatap Joon Jae lagi.:-D
Joon Jae makin stres! Melarang mati-matian Sim Chung menatapnya seprti itu. Lalu ia menjelaskan sekali lagi alasan ia membawa Sim Chung bersamanya. Ia hanya ingin membantu Sim Chung jadi Sim Chung tidak boleh berpikir macam-macam.
Joon Jae merapikan jubah mandinya yang agak terbuka sedikit lalu kembali ke kamarnya.
Sim Chung masih mesem-mesem aja sendiri…

Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 2 Part 1

Joon Jae mengunci kamarnya dari dalam. Khawatir Sim Chung akan ‘menyerang’nya. 😀
Joon Jae mengamati tampangnya di depan cermin. Membuka sedikit jubah mandinya lalu mengagumi ketampanan wajahnya sendiri. Ia tersenyum sendiri. *Baiklah. Abang memang tampan… :-D:-D *
Sementara itu, Sim Chung mendengar suara dering ponsel di atas meja. Ia terheran-heran. Tidak tahu benda apa itu.
Yang menelpon Joon Jae adalah Shi A. Melihat Shi A tidak jadi menelpon, kakaknya (mungkin ya…) Jin Joo pun meledeknya. “Apa dia pria yang pergi ke KAIST bersamamu? Apa dia tidak mengangkat telponmu?”.
Shi A tidak meladeni kakaknya. Ia hanya berpesan bahwa nanti malam ia akan lembur di lab karena ada materi penting yang baru saja sampai.
Jin Joo kesal mendengar Shi A harus lembur lagi. Menurutnya akan lebih bagus seandainya saja Shi A mendengar ibu mereka dan masuk jurusan kedokteran, bukannya menjadi ahli konservasi.
Namun Shi A tidak peduli. Jika menurut kakaknya kedokteran itu untuk memperpanjang kehidupan manusia, ilmu konservasi itu untuk memperpanjang kehidupan warisan budaya manusia.
Jin Joo tidak mau berdebat lagi. Mempersilahkan adiknya pergi mengurus pot keramik, batu-batu tinta dan anak-anak mereka.
Shi A mendengus kesal lalu berangkat kerja.
Jin Joo mendekati seorang ahjumma, Mo Yoo Ran, yang sedari tadi melipat baju dan hanya mendengarkan perdebatan antara Jin Joo dan Si A saja. Ia menanyakan tentang kebenaran bibi Ji Hyeon yang juga lulus dari KAIST.
*Note : belum tahu siapa Ji Hyeon ini…*
Dan sepertinya memang benar. Karena itu sebabnya Ji Hyeon bertindak sombong sepanjang waktu. “Kenapa?”, tanyanya.
Yo Ran bilang putranya juga kuliah di sana. Putranya yang tampan dan memiliki mata indah waktu kecil dulu. Sangat sulit bagi mereka dulu berpergian bersama karena baru sepuluh langkah saja, orang-orang langsung ingin menyentuh dan menggendong anaknya.
Tapi Jin Joo tidak percaya. Karena tidak mungkin seekor naga lahir dari sungai yang kecil.
Mo Ran bilang bukan sungai yang kecil. Tapi sangat luas dan laut yang biru… Mata Mo Ran menerawang saat mengatakannya.
Jin Joo masih tidak percaya. Ia ingin tahu apakah Mo Ran punya latar belakang hebat yang tidak ia ketahui.
Mo Ran tidak menjelaskan lagi, matanya seperti agak berair dan bergegas pergi sambil membawa tumpukan baju.
Karena penasaran dengan cerita Mo Ran, Jin Joo jadi kesal sendiri. Mo Ran selalu saja membuatnya seperti itu.
Ponsel Jin Joo berdering. Seseorang mengabarkan tentang Ji Ok unni yang tidak bisa datang karena baru saja kena tipu.
Jin Joo terlihat senang.
Sementara itu, di kantor Myungdong Capital terjadi kepanikan. Ji Ok duduk di kursi di depan anak buahnya sambil memegang kepalanya yang pusing. Ia memukul-mukul tasnya ke perut suaminya.
Awalnya suaminya g ngerti apa yang diinginkan Ji Ok tapi kemudian ia baru sadar Ji Ok mennyuruhnya memegang tasnya. 😀
Ji Ok sangat tertekan karena rumor tentang ia kena tipu sudah tersebar luas. Ia merasa sangat malu dan tidak bisa berhadapan dengan siapa pun. Gara-gara kejadian ini, ia tidak bisa lagi menakuti orang dengan memakai nama Jang Ji Ok.
Tanpa rasa bersalah, suaminya, Tn. Han, malah memberi saran yang amat sangat bodoh. “Kalau begitu mudah saja. Ganti saja namamu. Hanya butuh waktu satu minggu saja, kok…”. *Heooollll*
Ji Ok langsung bangkit dari kursinya. Membuat suaminya dan anak buahnya refleks berlutut. “Apa kau mau mati?!”, marahnya.
Ji Ok duduk kembali, membuat Tn. Han lega lalu segera mengambil minuman dingin untuk membantu Ji Ok berpikir tenang.
Setelah menyeruput minumannya, Ji Ok lalu bertanya apa yang sebaiknya mereka lakukan sekarang.
Salah seorang anak buahnya menyarankan untuk menangkap para penipu itu. Ji Ok langsung setuju. Uang yang hilang tidak penting, tapi karena mereka sudah mengacaukan hidup putranya yang berharga, mereka harus ditangkap, terutama orang yang berlagak menjadi jaksa itu. “Walaupun harus membunuhnya, kalian harus menangkapnya…”.
Joon Jae yang sedang asik menonton di laptopnya, terkejut karena tiba-tiba Sim Chung muncul di belakangnya. Sim Chung sangat tertarik dengan apa yang sedang ditonton Joon Jae. Sampai-sampai ia memanjat kursi lalu merampas laptop tersebut.
Sim Chung sangat tertarik dengan pria yang ada di dalam laptop. Ia menggoyang-goyang laptop, menjungkirbalikkan laptop, berharap pria tersebut keluar dari dalam laptop… 😀
Joon Jae tentu saja tertawa bercampur heran. Berpikir Sim Chung selalu seperti itu terhadap pria tampan.
Karena Sim Chung sama sekali tidak menyahut, Joon Jae mengikhlaskan laptopnya jadi mainan Sim Chung sementara ia pamit tidur.

Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 2 Part 1

Sim Chung nonton sepanjang malam sendirian. Tertawa, menangis sendirian. Entah gaya apa saja, ia tirukan. Gaya… Uhmmm siapa ya… Pokoknya aktor laga cina yang terkenal itu… Kok lupa ya namanya… Yg mati ditembak… Pokoknya gila deh kelakukan Sim Chung… 😀
Hingga akhirnya, ada video yang menampilkan lautan biru yang luas dengan sebuah pulau kecil di tengahnya. Sim Chung menatap dengan penuh kerinduan. Menyentuh layar laptop. Dan ternyatavideo itu adalah teaser drama The Legend Of The Blue Sea… AHAHAHAHAHA… Tolong ya!
Sampai keesokan paginya, Joon Jae yang baru bangun, masih mendapati Sim Chung duduk di tempat yang sama, masih sambil menonton drama di laptop… *Ternyata kelakuan Sim Chung sama ya kayak kita. Nonton drama sampe begadang! So Ji Sub lagi! 😀 *
Ia sampai kaget melihat mata Sim Chung yang sudah jadi mata panda karena begadang semalam suntuk…
Joon Jae ingin mengambil laptopnya tapi Sim Chung tidak mengizinkannya. Joon Jae tidak memaksa, karena kebetulan pada saat yang sama, ponselnya berdering.
Nam Doo mengabarkan tentang Myungdong Capital yang mereka tipu. Seperti yang sudah diperkirakan ternyata Myungdong Capital memiliki kerangka kerja yang teroragnisir. Mereka sudah mengirimkan orang-orang ke luar negeri tidak peduli dengan peak season yang menyebabkan tiket pesawat naik 2x lipat.
Joon Jae terkejut, menanyakan apakah Nam Doo sudah tertangkap.
“Bukan aku. Tapi kau… Apa kau masih memakai telponmu yang lama?”.
Joon Jae langsung panik. Itu artinya GPSnya terlacak dan mereka mungkin saja sudah dekat. Joon Jae hendak memutuskan pembicaraan tapi Nam Doo malah bertanya tentang gelang itu. Ia ingin Joon Jae mengirimkan padanya.
Joon Jae tentu saja kesal. Tanpa menjawab, ia langsung memutuskan pembicaraan.
Addduhhh… Gaya Sim Chung ngantuk…
Tanpa mengatakan apa pun pada Sim Chung yang setengah mengantuk, Joon Jae kembali ke kamarnya. Bergegas mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Lalu keluar dari kamar dan mengambil laptop yang sedang dipakai oleh Sim Chung.
Ia menyuruh Sim Chung berpikir sendiri dimana rumahnya. Kalau bingung, ia menyuruh Sim Chung menghubungi pemerintah saja karena mulai sekarang mereka akan berpisah. Ia punya urusan yang mendadak.
Ditinggal begitu saja, membuat Sim Chung kebingungan. Hanya bisa melongo, menatap sekelilingnya.
Tapi tak lama, Joon Jae kembali lagi, dalam keadaan sangat panik. Sim Chung tersenyum senang melihat Joon Jae balik lagi.
Sementara itu anak buah Ji Ok sudah tiba di hotel. Membuat para tamu yang lainnya ketakutan.
Dalam keadaan terdesak, Joon Jae berusaha berpikir lalu sebuah ide muncul di kepalanya. Ia lalu mengumpulkan beberapa benda yang ada di ruangannya.
Anak buah Ji Ok sudah tiba di depan kamar Joon Jae, tapi pintu kamar terkunci dari dalam. Anak buah itu memanggil temannya yang memabwa bor.
Dengan sangat mudah, mereka pun masuk. Tapi mereka hanya mendapati ruangan yang sepi. Tiba-tiba mereka langsung panik. Tiarap karena ada bom yang diletakkan di tengah-tengah ruangan…
Saat timer sudah sampai di angka nol, bukannya ledakan yang terjadi. Tapi sebuah lagu yang terdengar. Mereka sangat kesal. Apalagi saat menemukan seutas kain yang disambung-sambungkan menjuntai hingga ke tanah.
Secepatnya mereka langsung mengejar Joon Jae.
Joon Jae menarik Sim Chung, berusaha melarikan diri. Tapi Sim Chung yang tidak tahu apa-apa, malah tersenyum senang melihat ke sekelilingnya. Berpikir bahwa mereka sedang bersenang-senang…
Di sebuah jalan yang kecil, seluruh anak buah Ji Ok mulai berkumpul. Salah seorang dari mereka menarik Sim Chung. Joon Jae memukulnya. Lalu anak buah yang lain menangkap Joon Jae. Kali ini Sin Chung yang beraksi.
Hanya dengan sedikit tarikan saja, pria itu melayang saaaangat jauh. mendarat di atas meja cafe di suatu tempat… 😀
Joon Jae dan Sim Chung berlari lagi. Joon Jae mangambil sepeda yang kebetulan ia temukan. Di saat itu, anak buah Ji Ok semakin mendekat. Sim Chung menendang orang yang paling depan dan membuat orang-orang dibelakangnya jadi terjatuh semuanya.
Dengan mudah Joon Jae pun pergi sambil membonceng Sim Chung. Sim Chung melingkarkan tangannya di pinggang Joon Jae. Berpikir mereka sedang berkencan.
Joon Jae melihat tangan Sim Chung yang melingkar di pinggangnya, ia hanya tersenyum. Tidak mengatakan apa-apa.
Sim Chung benar-benar menikmati perjalanannya bersama Joon Jae. Melambaikan tangannya pada seorang wanita yang ia lihat ada di depan jendela.
Sim Chung memetik setangkai bunga yang kebetulan ada di pinggir jalan kecil lalu memasukkannya ke dalam saku baju kemeja Joon Jae.
Joon Jae menoleh pada Sim Chung, heran dengan apa yang dilakukan Sim Chung. Lagi-lagi ia hanya tersenyum. Tidak mengatakan apa-apa.
Dua anak buah Ji Ok berhasil mendapatkan dua sepeda. Mereka ditendang Sim Chung sampai terjungkal dari sepeda. Dengan cueknya, Sim Chung cuma bilang, sumimasen saja…
Setelah keadaan aman, Joon Jae berhenti sejenak untuk mengcek keadaan Sim Chung. Joon Jae sempat membual tentang kehebatannya yang bisa terbebas dari kejaran.
Sim Chung hanya tersenyum saja.
Lalu tiba-tiba anak buah Ji Ok yang lain melihat mereka. Joon Jae dan Sim Chung bergegas pergi.
Di tempat yang lain, seorang anak buah Ji Ok menemukan mereka. Mereka berusaha melawan hingga tidak memperhatikan ada tangga yang tinggi di depan mereka.
Sim Chung berhasil menahan sepeda mereka supaya tidak jatuh ke bawah. Tapi malang bagi anak buah Ji Ok. Mereka jatuh dengan sukses.
Joon Jae meninggalkan sepeda di sana lalu menuruni tangga sambil menarik Sim Chung.
Sialnya sebuah mobil van hitam tiba-tiba muncul. Joon Jae membawa Sim Chung bersembunyi di balik sebuah pilar, meminta Sim Chung menunggu di sana.
Lalu ia pun menghadapi anak buah Mi Ok.
Anak buah Mi Ok semakin banyak yang muncul. Tidak hanya dari depan, tapi juga dari belakang. Joon Jae tidak tahu, Sim Chung menghadapi anak buah Ji Ok yang muncul di belakang.
Berkat drama dan film silat yang ia tonton, dengan mudah Sim Chung menirukan mereka. Ia berhasil membuat anak buah Ji Ok terlempar dan nyangkut di sana sini… 😀
Sementara Sim Chung berhasil menjatuhkan puluhan anak buah Ji Ok, Joon Jae berbangga diri karena berhasil menjatuhkan tiga anak buah Ji Ok.
Sialnya, ternyata mereka belum bebas. Pemimpin dari mereka, sebut saja si Bos, muncul sambil menodongkan pistol. Joon Jae sempat hendak menipu dengan cara menghipnotis dengan korek apinya. Tapi tidak berhasil. Dengan terpaksa ia menyerah dan mengikuti mereka.
Mereka membawa Joon Jae dengan mobil. sebelum pergi, Joon Jae sempat melihat Sim Chung dan diam-diam menggelengkan kepalanya.
Sim Chung terdiam, menatap mobil yang membawa Joon Jae pergi.
Tak lama, mereka menyadari ada seorang perempuan mengejar mereka dengan sepeda. Mereka mengenalnya karena perempuan itu yang tadi menendang pantat mereka.
Si Bos heran melihat cepatnya sepeda itu menyusul mereka. Ia pun memerintahkan anak buahnya untuk lebih cepat.
Sayangnya, mereka tidak berhasil lepas dari kejaran Sim Chung. Sim Chung mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati cafe-cafe yang ada di sepanjang jalan. Di saat perhatian mereka fokus pada Sim Chung, diam-diam Joon Jae melepaskan ikatan tangannya.
Sim Chung berhasil menyusul bahkan menghadang mobil. Karena mobil tidak juga berhenti, Joon Jae langsung mengambil alih dan membanting stir ke arah lain.
Mobil baru berhenti setelah menabrak sebuah boks telpon umum pinggir jalan.
Secepatnya, Joon Jae memukul mereka dan merampas pistol mereka. Ia berhasil kabur dibantu oleh Sim Chung yang mengendarai sepeda.
Tidak kenal lelah, anak buah Ji Ok masih saja mengejar mereka. Joon Jae meminta Sim Chung berhenti di depan sebuah labirin. Ia membawa Sim Chung ke dalam sana.
Joon Jae sok menasehati Sim Chung untuk tetap bersamanya. Jika ada yang muncul, biar dia yang mengurusnya.
Joon Jae terus berjalan, berpikir Sim Chung masih mengikutinya. Padahal Sim Chun sudah tidak mengikutinya lagi karena Sim Chung bertemu dengan anak buah Ji Ok itu.
Sim Chung menghadapi mereka sendirian. Anak buah Ji Ok terlempar ke sana sini.
Sementara itu, Joon Jae masih saja membual tentang kehebatannya berkelahi tadi. Ia bahkan memamerkan tendangannya. Saat berbalik, ia baru saja Sim Chung sudah tidak ada di belakangnya lagi.
Joon Jae tentu saja kaget dan panik, berusaha mencari Sim Chung. Ia berusaha melompat-lompat supaya bisa melihat dari atas dinding labirin. Tapi sia-sia saja.
Joon Jae berlari, berusaha mencari Sim Chung lagi sampai tiba-tiba Sim Chung muncul di depannya. Joon Jae sontak kaget. Sampai membuat bunga yang tadi diselipkan Sim Chung ke dalam saku bajunya, jatuh ke tanah.
Joon Jae mengomeli Sim Chung yang tidak menurutinya dan mengancam akan meninggalkan Sim Chung kalau tidak mau mendengarkannya. Tapi tanpa mengatakan apa-apa, Sim Chung langsung meraih tangan Joon Jae.
Dengan penuh percaya diri, Sim Chung membawa Joon Jae keluar dari labirin tanpa tersesat sekali pun!
Joon Jae takjub dan memuji Sim Chung. Oiya, Joon Jae memanggil Shim Chung dengan panggilan ‘ding-dong’.
Lalu Joon Jae membersihkan daun yang menyangkut di rambut Sim Chung ~ gara-gara berkelahi melawan anak buah Ji Ok tadi. Shim Chung tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Joon Jae itu. Ia tersenyum.
Dan semakin tersenyum saat Joon Jae meraih tangannya, mengajaknya pergi….
Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar