
Percaya atau tidak, sebuah buku terjual
dengan harga tinggi di atas? Ikuti penuturan kisah sungguh-sungguh
terjadi ini hingga tuntas.
Berawal dari pertemuan saya suatu siang dengan M. Alfan Alfian
di kantornya, Akbar Tandjung Institute (ATI), bilangan Perdatam
Pancoran Jakarta Selatan awal Januari 2015. Alfan, demikian panggilan
sehari-harinya, di lembaga penelitian tersebut merupakan salah seorang
direktur. Ia seorang penulis artikel politik produktif di media massa
cetak nasional. Di samping itu, berprofesi sebagai dosen tetap di
Universitas Nasional Jakarta.
Saya dimintanya jadi Ketua Panitia
Pelaksana Ujian Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Politik Fisipol UGM
Yogyakarta pada Rabu 28 Januari 2015. Lantas saya bertanya berapa
anggaran biaya yang dibutuhkan untuk acara tersebut? “Kurang lebih tiga
puluhan juta rupiah,” jawab Alfan sembari jari-jari tangannya menari di
atas papan ketik laktop.
Begitulah sohib saya yang satu ini. Tidak
pernah jemarinya diam. Tiada hari tanpa menulis. Saya sendiri jarang
menyelidik apa yang dia tulis. Tak penting tahu. Bagi saya yang penting,
dia baik-baik sahaja dan sehat adanya.
Hanya yang saya rasakan, jika menemuinya
di sebuah ruangan agak temaram di kantor ATI tersebut, pabila mengobrol
berduanya dengannya serasa satu persepsi namun beda frekuensi. Lantaran
ketika ngobrol sesuatu agak serius, ia menyambilkan dengan menulis
sesuatu di laktopnya. Pun halnya kala membicarakan acara sidang terbuka
promosi doktornya itu. 
Ringkas kata, saya kemukakan apa-apa saja
yang akan dikerjakan tentang pengorganisasian acara sidang terbuka
doktornya. Berbeda dengan sidang terbuka program doktor orang lain yang
telah disiapkan anggaran biaya oleh yang bersangkutan, sebagai ketua organizing committee (OC), kali ini saya mendapat tantangan jua mencari dana (fundraising). Alamak.
Untungnya, materi disertasi doktor M. Alfan Alfian telah dibukukan jauh hari sebelumnya. Judul bukunya Militer dan Politik di Turki.
Dengan buku itulah saya mencari dana ke beberapa kalangan. Selanjutnya
saya buat kepanitian kecil dengan menunjuk saudari Ajeng Tenri sebagai
sekretaris.
Teknik mencari dana simpel. Panitia
membuat surat ke beberapa kenalan (bahkan juga yang tidak kenal),
mengabarkan tentang momen ujian promosi doktor M Alfan Alfian sembari
mereka berpartisipasi menyukseskan acara dengan cara membeli buku
disertasi terlampir. Tak lupa pada buku tersebut, tercantum nama
persembahan calon pembeli disertai tanda tangan penulis buku.
Surat OC dimaksud ditandatangani ketua dan sekretaris dengan sepengetahuan dan tanda tangan promovendus.Tak
kalah penting tercantum nomor rekening M Alfan Alfian bagi pembeli
buku. Dan sengaja dalam surat tidak tertera harga buku. Intinya silakan
berpartisipasi seikhlasnya. 
Kepada Alfan Alfian, saya juga
mengusulkan agar siapa pun yang membantu pencarian dana dengan
memanfaatkan jaringan yang dimiliki masing-masing mendapat komisi 50
persen. “Dirimu tak rugi, Fan, yang penting ada dana masuk. Toh bukan
dari jaringan kita kok. Pun mereka yang membantu bisa datang dan hadir
di Jogja tanpa kita perlu membiayai” kata saya meyakinkan. Sebuah usulan
yang ia sepakati.
Sebelum surat dan lampiran buku beredar ke target-target yang telah ditentukan, saya posting secara terbatas di grup WhatsApp
tentang promosi dan penjualan buku disertasi M Alfan Alfian dan rencana
sidang promosi doktornya di Fisipol UGM Jogja. Di luar dugaan, sambutan
dari anggota grup WA menggembirakan. Beberapa orang kenalan membelinya
dengan harga antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Sebuah awal kerja yang
bagus. Sekalipun mungkin ada unsur kasihannya… 
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat
ditolak. Yang membuat saya ketir-ketir, hingga H-7, dari surat-surat
dan buku yang beredar belum ada tanda fundraising berjalan sesuai
harapan. Barulah memasuki H-5 hingga pelaksanaan Sidang Terbuka Promosi
Doktor di Ruang Seminar Lantai 2 Gedung Pascasarjana Fisipol Bulaksumur
UGM, datang laporan si A membeli buku eh menyumbang Rp 5 juta. Si B Rp
10 juta. Dan sebagainya. Bahkan ada penggemar M Alfan Alfian yang
membeli bukunya seharga Rp 25 juta. Alhamdulillah.
Janji pun musti ditepati. Seorang teman
panitia yang pontang-panting mencari dana, bisa tersenyum lega. Komisi
50 % sesuai perjanjian tetap dibayar utuh oleh panitia.

Di samping itu, agar acara berlangsung
nampak meriah, jauh hari saya mengontak beberapa kenalan untuk mengirim
karangan bunga ucapan selamat. Nampaknya soal kecil ini perlu juga
diskenario, dan berhasil. Dengan puluhan karangan bunga yang terkirim,
sekitar ruangan acara nampak meriah dan hidup dengan warna bunga
beraneka.
Sebelum pulang ke Jakarta, sebagai ketua
panitia saya menerima honor. “Cukup gak, Dwiki?” tanya Alfan. Menurut
saya lebih dari cukup, lantaran juga masih memegang saldo. Untuk urusan
uang, Dr M. Alfan Alfian
adil dan proporsional. Dengan honor dan saldo itulah, sepulang dari
Jakarta saya membelikan sebuah motor baru untuk putri sulung yang naik
Kelas XI di SMAN 99 Jakarta. 
Anda kini sedang mempersiapkan disertasi?
Jadikan buku dulu sebelum acara sidang terbuka promosi doktor, dan
kontak saya untuk menjualnya dengan harga tinggi….
*****
Foto-foto di atas, merupakan koleksi
pribadi. Lebih jauh tentang beberapa dokumentasi promosi doktor M. Alfan
Alfian di atas, saya membuat Halaman Penggemar (Fan Page) di Facebook untuk mengabadikannya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar